Apa itu bungkil sawit?
Bungkil sawit merupakan salah satu limbah hasil dari pengolahan buah kelapa sawit. Limbah ini terdiri dari sisa-sisa inti sawit setelah minyak sawit diproses. Bungkil sawit kini telah menjadi salah satu sumber bahan pakan ternak yang bernilai tinggi di Indonesia. Tidak heran, banyak peternak dan industri pakan ternak yang membutuhkan bungkil sawit sebagai bahan baku utama dalam pembuatan pakan ternak.
Kandungan nutrisi pada bungkil sawit sangatlah tinggi sehingga sangat baik untuk kesehatan hewan. Kandungan protein bungkil sawit sendiri mencapai sekitar 15% hingga 18%. Selain itu, bungkil sawit juga mengandung lemak dan serat yang cukup tinggi. Kandungan lemak pada bungkil sawit mencapai sekitar 6% hingga 8%, sedangkan kandungan seratnya mencapai sekitar 15% hingga 18%.
Namun, untuk menghasilkan bungkil sawit yang berkualitas, diperlukan tahapan pengolahan yang tepat. Proses pengolahan bungkil sawit dimulai dari pengeringan inti sawit yang telah diperas minyaknya. Setelah itu, inti sawit yang kering ini akan dipecah menjadi ukuran kecil dengan menggunakan mesin hammer mill. Saat dipecah, terdapat kulit inti yang terpisahkan dari bahan inti sawit. Kulit inti yang terpisah ini kemudian akan diayak dan disimpan sebagai bahan bakar boiler.
Sementara itu, bahan inti sawit yang telah dipecah ini akan dilewatkan melalui mesin screw press untuk memisahkan antara minyak sawit dan bungkil sawit. Setelah itu, bungkil sawit yang dihasilkan akan masuk ke dalam tahap penyimpanan dan pengepakan. Pada tahap ini, bungkil sawit terbagi menjadi dua jenis yakni bungkil sawit kasar dan bungkil sawit halus.
Bungkil sawit kasar merupakan bungkil sawit yang masih mengandung sejumlah kulit inti yang tidak terpisahkan, sedangkan bungkil sawit halus merupakan bungkil sawit yang telah dikeringkan dan dipisahkan dari kulit inti secara sempurna.
Bungkil sawit sendiri memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan jenis bahan pakan ternak lainnya. Salah satunya adalah bahan ini tersedia sepanjang tahun dan cukup melimpah di Indonesia. Selain itu, kandungan nutrisi pada bungkil sawit sangatlah baik untuk mendukung kesehatan hewan. Dengan begitu, bungkil sawit menjadi pilihan yang tepat untuk peternak dalam memenuhi kebutuhan pakan ternak mereka.
Namun demikian, dalam memilih bungkil sawit sebagai bahan pakan ternak, diperlukan kehati-hatian. Peternak harus memastikan bahwa bungkil sawit yang mereka gunakan berkualitas baik dan bebas dari zat yang berbahaya untuk kesehatan hewan. Oleh karena itu, memilih bungkil sawit yang diproduksi oleh produsen yang terpercaya menjadi hal yang penting.
Dengan begitu, penggunaan bungkil sawit sebagai bahan pakan ternak menjadi solusi yang tepat bagi peternak dan industri pakan ternak untuk mendapatkan bahan pakan yang berkualitas. Diharapkan dengan penggunaan bahan pakan yang baik dan berkualitas, akan meningkatkan produktivitas ternak dan kualitas produksi pangan hewani di Indonesia.
Bahan dan alat yang dibutuhkan untuk membuat bungkil sawit
Cara membuat bungkil sawit di Indonesia merupakan salah satu kegiatan yang sangat jelas dan terpisah oleh masyarakat karena sumber daya alam yang melimpah. Bahan dan alat yang dibutuhkan untuk membuat bungkil sawit ini sangat sederhana dan mudah ditemukan, oleh karena itu, banyak orang di Indonesia menghasilkan bungkil sawit sebagai sumber penghasilan karena permintaan pasar yang tinggi.
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat bungkil sawit adalah sebagai berikut:
- Buah sawit
- Air bersih
- Alat pengolahan (mesin press, mesin penggiling)
- Kain
- Baskom
Selain bahan-bahan di atas, ada juga bahan tambahan seperti bahan pengikat jika ada tambahan fibrous yang tidak diinginkan dalam produk akhir.
Untuk proses pembuatan bungkil sawit, peralatan yang dibutuhkan terdiri dari:
- Mesin press, yaitu mesin yang digunakan untuk mengekstrak minyak dari blob (massa) dengan memakai tekanan (pressure). Proses ini di awali dengan proses sterilizasi atau pengendapan selama beberapa jam dan kemudian diolah dengan mesin mesin press untuk menghasilkan bungkil sawit dan minyak sawit
- Mesin penggiling (empty bunch shredder) yang digunakan untuk menggiling buah sawit sebelum diolah.
- Kain, yang digunakan untuk menyaring minyak sawit yang dihasilkan
- Baskom, yang digunakan untuk tempat menyimpan bahan sebelum dan sesudah diolah.
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam cara membuat bungkil sawit di Indonesia ini sangat sederhana dan mudah ditemukan di sekitar kita. Mesin press dan penggiling adalah alat yang paling penting karena proses pembuatan bungkil sawit dimulai dari ekstraksi minyak kelapa sawit menggunakan pressure pada massa sawit. Alat penggiling di perlukan untuk menggiling buah sawit sebelum diolah agar pembuatan bungkil sawit lebih mudah dan cepat.
Kain yang berfungsi untuk menyaring minyak sawit sangat penting, karena minyak sawit yang kurang filter membuat produk tidak berkualitas dan tidak tahan lama. Kain yang digunakan harus kuat dan tidak mudah robek agar tidak mengganggu proses penyaringan dan menghasilkan produk yang baik.
Baskom atau wadah sangat penting dalam proses pembuatan bungkil sawit karena digunakan untuk tempat penyimpanan bahan sebelum dan sesudah diolah. Pada saat pengepresan massa sawit, harus dipastikan kapasitas baskom sesuai agar proses produksi bungkil sawit tidak terganggu.
Demikianlah bahan dan alat yang dibutuhkan untuk membuat bungkil sawit di Indonesia. Meskipun alat dan bahan sangat sederhana, namun mesin press dan penggiling, kain, dan baskom sangat penting untuk mencapai produk bungkil sawit yang berkualitas, sehingga memperoleh nilai jual yang lebih tinggi di pasaran.
Langkah-langkah membuat bungkil sawit
Cara membuat bungkil sawit adalah suatu proses untuk mengubah limbah sawit menjadi bahan baku yang dapat digunakan dalam produksi pakan ternak dan bahan bakar alternatif. Langkah-langkah membuat bungkil sawit meliputi:
Contents
1. Penerimaan Tandan Buah Segar (TBS)
Langkah pertama dalam membuat bungkil sawit adalah penerimaan Tandan Buah Segar (TBS) dari perkebunan sawit. TBS dibawa ke pabrik kelapa sawit untuk diproses.
TBS kemudian akan dipilah dan dihancurkan dengan mesin tandan dan kemudian melewati beberapa tahap proses pencucian TBS dengan air dan kemudian diproses oleh mesin perebusan selama beberapa jam. Setelah itu, ampas dipisahkan yang akan menjadi bahan baku bungkil sawit.
2. Proses Pengolahan
Setelah dipisahkan dari ampas, bungkil sawit akan diolah di mesin penggiling dengan menggunakan cairan pengolahan yang mengandung asam. Cairan ini menghancurkan sel-sel bungkil sawit sehingga menjadi lebih halus serta mengeluarkan minyak sawit yang masih terdapat pada bungkil sawit.
Selanjutnya, bungkil sawit akan diproses oleh alat yang disebut kembali dengan mesin pengering. Mesin pengering ini berfungsi untuk menghilangkan kelembaban pada bungkil sawit yaitu sekitar 6% sampai 8% agar bisa langsung dikemas setelah proses pengolahan.
3. Pencetakan dan Pengemasan
Setelah proses pengolahan, bungkil sawit siap dicetak dan dikemas. Cetakan bungkil sawit biasanya berbentuk bulat pipih atau lonjong dan memiliki ukuran yang relatif kecil. Bungkil sawit yang telah dicetak akan langsung dikemas dengan kantung plastik dengan berat sekitar 50 Kg atau lebih.
Bungkil sawit dapat disimpan selama lebih dari enam bulan di gudang yang bersuhu lebih rendah dan dalam kondisi kering serta terlindungi dari kelembapan atau air. Pengangkutan bungkil sawit dari pabrik ke pelanggan biasanya menggunakan kendaraan truk atau kereta api.
4. Penggunaan
Bungkil sawit yang telah selesai dikemas kemudian dapat digunakan dalam produksi pakan ternak maupun sebagai bahan bakar alternatif. Kandungan nutrisi pada bungkil sawit meliputi protein, energi, asam amino seperti lisin, metionin, dan sistin. Bungkil sawit juga dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk menghasilkan listrik.
Makanya jangan pernah membuang tandan buah segar (TBS) di sekitar perkebunan sawit, karena TBS limbah sawit bisa jadi dapat mendatangkan manfaat untuk kehidupan kita.
Keuntungan dari Membuat Bungkil Sawit
Banyak orang menganggap bungkil sawit hanyalah limbah dari buah kelapa sawit. Namun, bungkil sawit ternyata memiliki banyak manfaat ekonomi dan lingkungan jika diolah dengan benar. Di Indonesia, pembuatan bungkil sawit sudah lama dilakukan dan memberikan banyak keuntungan bagi para pelaku usaha dan masyarakat. Berikut keuntungan dari membuat bungkil sawit:
- Meningkatkan Produksi Sawit
- Menurunkan Biaya Produksi
- Menekan Impor Bungkil Sawit
- Membuka Peluang Bisnis
Saat buah kelapa sawit diproses menjadi minyak sawit, tidak semua bagian dapat dimanfaatkan. Salah satu sisa produksi adalah bungkil sawit. Jika tidak dimanfaatkan, bungkil sawit hanya akan menjadi limbah dan menimbulkan masalah lingkungan. Namun, jika diolah menjadi bahan pakan ternak, bungkil sawit dapat meningkatkan produksi sawit. Pasalnya, dengan meningkatnya permintaan pakan ternak maka petani sawit dapat meningkatkan produksi buah sawitnya. Meningkatnya produksi kelapa sawit ini tentunya akan menguntungkan petani sawit.
Membuat bungkil sawit menjadi bahan pakan ternak dapat menurunkan biaya produksi. Hal ini karena bungkil sawit merupakan sisa produksi yang bisa dimanfaatkan kembali. Dengan demikian, petani sawit tidak perlu membeli bahan pakan lainnya yang ketersediaannya terbatas. Otomatis, biaya produksi sawit akan semakin efisien dan petani sawit menjadi lebih sejahtera.
Indonesia masih mengimpor bungkil sawit dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak, padahal Indonesia sendiri menjadi penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Jika petani sawit di Indonesia memanfaatkan bungkil sawit yang ada, maka impor bungkil sawit bisa ditekan. Hal ini tentu akan menguntungkan Indonesia karena dapat menghemat devisa dan biaya impor.
Pembuatan bungkil sawit menjadi bahan pakan ternak dapat membuka peluang bisnis bagi masyarakat. Bungkil sawit dapat diolah menjadi beberapa jenis pakan ternak seperti pellet dan tepung bungkil. Peluang bisnis ini bisa dimulai dari level kecil yakni membuat pakan ternak sendiri untuk keperluan peternakan keluarga atau dijual ke tetangga. Namun, jika punya kemampuan mengelola lebih besar, bisnis pakan ternak dari bungkil sawit bisa menjadi bisnis yang besar dan menjanjikan. Selama permintaan pakan ternak terus meningkat, peluang bisnis pembuatan bungkil sawit menjadi bahan pakan ternak sangat menjanjikan.
Bagi pemerintah, memanfaatkan bungkil sawit adalah hal yang sangat penting. Pemerintah Indonesia telah menetapkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Perkebunan. Di dalam undang-undang tersebut dijelaskan bahwa hasil olahan dari perkebunan harus dimanfaatkan semaksimal mungkin, dan pembuangan limbah harus dihindari. Dengan demikian, pemerintah mendorong pengusaha dan petani sawit untuk memanfaatkan bungkil sawit menjadi bahan pakan ternak agar industri sawit di Indonesia semakin berkelanjutan.
Jadi, pembuatan bungkil sawit menjadi bahan pakan ternak memiliki banyak keuntungan. Mulai dari meningkatkan produksi sawit, menurunkan biaya produksi, menekan impor bungkil sawit, hingga membuka peluang bisnis. Dalam bingkai pengelolaan lingkungan yang baik, memanfaatkan bungkil sawit menjadi pakan ternak bisa menjadi solusi untuk mengatasi limbah dari produksi kelapa sawit.
Cara Membuat Bungkil Sawit di Indonesia
Bungkil sawit adalah salah satu produk hasil olahan dari tandan buah kelapa sawit. Proses pembuatannya meliputi beberapa tahapan, dari penjemuran hingga penggilingan menjadi serbuk halus. Bungkil sawit sendiri memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah sebagai pakan ternak. Sebagai negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, Indonesia telah mengembangkan teknologi dalam pembuatan bungkil sawit yang berkualitas. Berikut adalah beberapa tips dalam membuat bungkil sawit yang berkualitas:
Jangan Gunakan Bahan Kimia Berlebihan
Tips pertama dalam membuat bungkil sawit yang berkualitas adalah jangan menggunakan bahan kimia berlebihan. Bahan kimia ini biasanya digunakan untuk mempercepat proses pengeringan bungkil sawit. Namun, penggunaan bahan kimia yang berlebihan dapat merusak kualitas bungkil sawit dan bahkan menyebabkan kerusakan pada hewan yang mengonsumsinya. Oleh karena itu, gunakan bahan kimia secukupnya dan pastikan bahan kimia yang digunakan aman bagi hewan ternak.
Pilih Tandan Buah Kelapa Sawit yang Baik
Sebilah lagi, pilih tandan buah kelapa sawit yang baik dan sehat untuk dijadikan bungkil sawit. Tandan buah kelapa sawit yang baik memiliki rasio antara tandan dengan buah yang seimbang, serta kondisi buah yang sehat dan tidak cacat. Dengan menggunakan tandan buah kelapa sawit yang baik, akan mempengaruhi kualitas dan jumlah bungkil sawit yang dihasilkan. Sehingga, pastikan untuk memilih tandan buah kelapa sawit yang berkualitas dan sehat.
Proses Penjemuran dan Pemangkasan yang Tepat
Tips selanjutnya adalah melakukan proses penjemuran dan pemangkasan dengan tepat. Proses penjemuran adalah tahap awal dalam pembuatan bungkil sawit. Setelah dipanen, tandan buah kelapa sawit tersebut harus segera dipotong-potong dan dijemur di bawah sinar matahari langsung selama beberapa hari. Setelah itu, bungkil sawit akan dipanen dan ditekan menjadi serbuk halus. Oleh karena itu, pastikan penjemuran dilakukan dalam kondisi cuaca yang cerah dan terik, dan pemangkasan dilakukan dengan teknik yang benar.
Pelaksanaan Proses Penggilingan yang Baik
Tips selanjutnya adalah pelaksanaan proses penggilingan yang baik. Setelah menjemur dan memangkas tandan kelapa sawit, maka bungkil yang sudah kering akan dipanen dan dibawa ke pabrik pengolahan untuk dilakukan proses penggilingan. Proses penggilingan ini sangatlah penting, karena akan menentukan tingkat kehalusan serbuk bungkil sawit. Oleh karena itu, pastikan proses penggilingan dilakukan dengan teknik yang baik dan menggunakan mesin penggiling yang tepat agar menghasilkan serbuk bungkil sawit yang halus dan berkualitas.
Simpan Bungkil Sawit dengan Baik
Tips terakhir adalah menyimpan bungkil sawit dengan baik. Setelah proses pembuatan selesai, bungkil sawit akan menjadi produk jadi yang dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Namun, penyimpanan yang tidak tepat dapat mempengaruhi kualitas bungkil sawit dan mempercepat kerusakan bungkil sawit. Oleh karena itu, pastikan untuk menyimpan bungkil sawit pada tempat yang bersih, kering dan sejuk agar bungkil sawit tetap segar dan berkualitas.
Dalam pembuatan bungkil sawit, kualitas dan keamanan menjadi prioritas utama. Menggunakan bahan-bahan yang aman dan sesuai prosedur pembuatan yang benar akan menghasilkan bungkil sawit dengan kualitas yang baik. Dengan mengikuti tips tersebut, diharapkan dapat menghasilkan bungkil sawit yang berkualitas untuk dipasarkan di Indonesia maupun ekspor ke luar negeri.